Hal seperti itu juga pernah saya rasakan ketika masih berstatus pelajar dan ketika masih bekerja di instansi pendidikan. Ketika hari senin, harus berangkat lebih awal karena harus mengikuti upacara bendera. Saat minggu malam pun sudah terbayang kegiatan saat hari senin.
Setelah menikah saya memutuskan berhenti bekerja karena harus pindah domisili karena ikut suami dan suami menyarankan untuk tidak bekerja di tempat lain. Kegiatan saya sehari-hari berganti membantu suami menjalankan bisnisnya. Setelah itu juga tak ada lagi sindrom hari senin. Bahkan terkadang saya lupa dan salah hari apakah hari ini. Resign dari tempat kerja bukan berarti tidak sibuk. Bahkan semua hari bisa merupakan hari kerja. Namun kesibukan itu bisa diatur sendiri.
Perjalanan hidup semakin memberi pelajaran bagi saya akan pentingnya waktu. Kini, saya mencintai semua hari. Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita. Waktu yang sudah berlalu tidak bisa diputar balikkan. Kita tidak akan pernah tahu apakah masih memiliki waktu di hari esok atau tidak. Waktu adalah kesempatan meraih impian dan menghasilkan kebaikan sesuai dengan visi dan misi hidup mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar